Aku dungu dan tidak mengerti, seperti hewan aku di dekat-Mu. Tetapi aku tetap di dekat-Mu (Mazmur 73:21-23)
"Aku memanggil-Mu, ingin bergantung pada-Mu, tetapi Engkau tak menjawab. Aku sendirian....Di mana imanku?
Yang ada hanya kehampaan dan kegelapan." Demikianlah Ibu Teresa menuliskan salah satu suratnya. Ketika surat-surat pribadinya dipublikasikan, orang kaget. Tak habis pikir, bagaimana mungkin seorang rohaniawan terkenal seperti dia bisa mengalami kebimbangan hidup? Bukankah dunia mengenalnya sebagai tokoh yang begitu mencintai Tuhan dan sesama?
Hal ini tidak mengherankan. Pemazmur pun pernah bimbang akan kehadiran Tuhan"Seperti hewan aku di dekat-Mu." katanya. Anjng peliharaan hanya paham beberapa instruksi tuannya. Pengertiannya terbatas sekali. Tak bisa ia memahami maksud sang tuan sepenuhnya. Seperti itulah kondisi pemazmur. Ia tak mengerti, mengapa Tuhan membiarkan orang jahat hidup enak dan jaya. Ia yang hidup bersih justru "nyaris tergelincir". Namun ia bertekad,"aku tetap didekat-Mu." Itulah yang membuatnya tetap bertahan di masa bimbang. Akhirnya,pelan-pelan Tuhan membukakan rencanya-Nya dan membuat ia mengerti maksud-Nya.
Saat hidup tampak tidak adil, bisa jadi kita pun bimbang. Merasa Tuhan seolah-olah tak ada dan tak berkuasa. Kita meragukan pimpinana-Nya. Ini wajar. Tiap orang percaya pernah mengalaminya. Yang penting bagaimana sikap kita ketika menjalani masa itu. Dalam kebimbangan, Ibu teresa tetap giat melayani sesama. Pemazmur memilih tetap mendekat kepada Tuhan. Kita pun dapat memilih untuk tetap ada di jalan-Nya, sekalipun ada saat dimana hadir-Nya tidak nyata terasa.***
~ Matahari selalu ada sekalipun awan menutupinya.
Tuhan selalu ada sekalipun masalah kita menutupi Nya. ~
0 comments:
Post a Comment