Roso Roso! Mbah Marijan ~ Tips For Designers, Bloggers, Tech Users

Thanks For Visiting Us

Monday, April 11, 2011

Roso Roso! Mbah Marijan

Roso Roso! Dua kata itu adalah gimmick seorang naturalist bernama Mas Penewu Suraksohargo. Mbah Marijan, demikian beliau dikenal banyak orang Indonesia.

Letusan Gunung Merapi kemarin menjadi sebab ia harus menunjukkan bahwa dirinya adalah seorang yang konsisten, meski harus nyawa yang ia serahkan. Tuhan mencukupkan tugas beliau sebagai pribadi pembawa pesan tentang perlunya menjaga keseimbangan alam dalam memenuhi amanatnya sebagai khalifah di muka bumi.

Orang-orang menganggapnya sebagai kuncen Merapi, padahal ia hanya pribadi yang begitu mencintai tempat di mana dia berada dalam hidup yang dianugerahkan Tuhan. Maka sepatutnya beliau "menjaga" kelestarian hidup dan tempat beliau hidup. Menjaga kelestarian hidup adalah salah satu wujud cinta, demikian Imam Ghazaly tulis dalam salah satu bukunya.

Tapi, barangkali karena bandelnya orang-orang yang merusak alam Indonesia, Tuhan bilang, "Cuapek deeh.., Udah Jan, kamu pulang aja, mereka tuh mbalelo semua!" Mbah Marijan pun mengiyakan dalam sujudnya.

Munculnya beliau sebagai ikon lelaki perkasa dalam fisiknya yang tua renta mestinya menjadi sesuatu yang memberi pelajaran bahwa manusia sedang membawa amanah, sebuah beban, berat! Sepanjang hayat dikandung badan. Dan sebagian kita cuma tertawa sambil berucap roso roso!

Bahwa roso berarti "kuat" saja menjadi tidak cukup, roso juga berarti "rasa". Kemauan menimbang bersitan dalam hati, Apakah dalam melakukan sesuatu manusia cukup bersandar pada kekuatan, duit banyak, punya kekuasaan, dll, dkk, dst.. Menjadi khalifah itu wajib memiliki roso, rasa. Dan itu Tuhan berikan gratis, tinggal hati yang menimbang, mau atau tidak menggunakan rasa.

Kesetiaan dan pengabdian Mbah Marijan pada lingkungan membuat saya teringat pada sebuah penghargaan bernama Kalpataru. Kesetiaan dan pengabdian Mbah Marijan juga mengingatkan pada gelar pahlawan belakangan ini, hmm.. paling tidak dalam hati saya.

Wong takon
Wosing dur angkoro
Antarane riko aku iki

Tumebar rongrongane goro
Janji sabar..
Sabar sak wetoro wektu

Kala mangsane
Titi kolo mongso

Pamudjiku ti biso
Sinutra korban jiwanggo
Pamungkase kang tur angkoro
Titi kolo mongso
Titi Kolo Mongso - Sujiwo Tejo
...
Orang orang bertanya
Kapan angkara murka berakhir
Di antara kau dan aku--
Tersebar daun daun kara/ huru hara
Bersabarlah untuk sementara waktu--
Suatu ketika, dinda
Pada suatu ketika--
Doaku semoga
Semakin berkurang korban jiwa raga--
Pengakhir angkara murka
Waktu--
...
Rest In Peace, Sire !
mbah-marijan-sang-pengabdi [Courtesy qodam.blogspot]

0 comments:

Post a Comment